Manusia
yang telah “dianugrahi” aqal dan nafsu dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi
khalifah-Nya dengan misi menjaga bumi dari kerusakan. Tentu untuk menjadi balance
antara ke dua kekuatan yang dimiliki manusia tersebut Agama adalah jawabannya.
Oleh karennya Allah mengutus rasul-rasul-Nya guna menyebarkan ajaran-ajaran
yang dapat menjadi pelita manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Islam
merupakan penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya. Dan ia adalah agama samawi
terakhir yang dibawa oleh rasul terakhir dan untuk umat terakhir yang hidup di
zaman akhir. Dengan berpedoman pada Al- Qur’an dan Assunnah maka Islam mempu
menjawab tantangan zaman semenjak kemunculannya, zaman ini hingga yang akan
datang.[1]
Islam
muncul untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil Alamien
oleh karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak
diragukan lagi. Ia berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga umat
manusia dan seluruh makhluk Allah dapat hidup sejahtera.
Islam
dengan pengertian epistimologi memiliki makna penyerahan diri, pasrah, patuh
dan tunduk kepada kehendak Allah, ia adalah agama yang membawa kemaslahatan
bagi pemeluknya baik di dunia maupun di akherat. Merupakan suatu kenikmatan
besar dapat menjadi Muslim yang kafah. Firmannya : Barang siapa mencari
agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.[2]
Dalam
ajaran Islam bahwa perdamaian merupakan kunci pokok menjalin hubungan antar
umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber mala petaka yang
berdampak pada kerusakan sosial. Agama mulia ini sangat memperhatikan
keselamatan dan perdamaian, juga menyeru kepada umat manusia agar selalu hidup
rukun dan damai dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan godaan Syaitan, firman
Allah : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhannya, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan.
Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. [3]
Paling
tidak ada beberapa ajaran Islam yang berorientasi kepada pembentukan perdamaian
di tengah umat manusia, sehingga mereka dapat hidup sejahtera dan harmonis,
diantaranya :
1. Larangan
Melakukan Kedzaliman.
Islam
sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada
umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja. Firman Allah : Dan
barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya
azab yang besar.[4] (QS. 25:19) Di samping itu rasulullah
bersabda : “Wahai umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku
perbuatan dzalim dan aku juga mengharamkannya diantara kalian maka janganlah
berbuat dzalim”[5]
Kedzaliman
adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas perdamaian dunia.
Penindasan, penyiksaan, pengerusakan, pengusiran, imperialisme modern yang
kerap terjadi pada negara-negara Muslim saat ini membuahkan reaksi global
melawan tindakan bejat itu dengan berbagai macam cara, hingga perdamaian
semakin sulit terwujud. Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman
adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika menghendaki kehidupan yang damai
maka tindakan kedzaliman harus dijauhi.
2. Adanya
Persamaan Derajat
Persamaan
derajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang ditekankan dalam Islam.
Tidak ada perbedaan antara satu gologan dengan golongan lain, semua memiliki
hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin, pejabat, pegawai, perbedaan kulit,
etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk mengistimewakan kelompok atas kelompok
lainnya. Allah berfirman : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal[6] Raulullah bersabda : Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada bentuk kalian ataupun kepada harta kalian, tetapi
Allah melihat kepada hati dan perbuatan kalian”[7] Jadi yang
membedakan derajat seseorang atas yang lainnya hanyalah ketakwaan. Yang paling
bertakwa dialah yang paling mulia.
Dengan
adanya persamaan derajat itu, maka semakin meminimalisir timbulnya benih-benih
kebencian dan permusuhan di antara manusia, sehingga semuanya dapat hidup rukun
dan damai.
3. Menjunjung
Tinggi Keadilan
Islam
sangat menekankan perdamaian dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat,
keadilan harus diterapkan bagi siapa saja walau dengan musuh sekalipun. Karena
dengan ditegakkannya keadilan, maka tidak ada seorang pun yang merasa
dikecewakan dan didiskriminasikan sehingga dapat meredam rasa permusuhan,
dengan demikian konflik tidak akan terjadi.
Allah
berfirman dalam Al- Qur’an : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [8] Ayat ini adalah indikasi kuat bahwa risalah
nabi Muhammad Saw sangat mulia karena ajarannya itu dapat menyelamatkan manusia
dari kebinasaan yang disebabkan oleh hawa nafsu dan bisikan syetan.
4. Memberikan
Kebebasan
Islam
menjunjung tinggi kebebasan, terbukti dengan tidak adanya paksaan bagi siapa saja
dalam beragama, setiap orang bebas menentukan pilihannya. Firman-Nya : Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dari pada jalan yang salah.[9] Dalam ayat lain Allah berfirman : Dan jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang
beriman semuanya [10]
Dengan
adanya kebebasaan itu maka setiap orang puas untuk menentukan pilihannya, tidak
ada yang merasa terkekang hingga berujung pada munculnya kebencian. Dengan
kebebasan ini, jalan menuju kehidupan damai semakin terbuka lebar.
5. Menyeru
Hidup Rukun dan Saling Tolong Menolong.
Islam
juga menyeru kepada umat manusia untuk hidup rukun saling tolong menolong dalam
melakukan perbuatan mulia dan mengajak mereka untuk saling bahu membahu
menumpas kedzaliman di muka bumi ini, dengan harapan kehidupan yang damai dan
sejahtera dapat terwujud. Allah berfirman : Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. [11]
6. Menganjurkan
Toleransi
Islam
menganjurkan kepada umatnya saling toleransi atas segala perbedaan yang ada,
dalam rangka mencegah terjadinya pertikaian yang dapat merugikan semua pihak.
Dalam firman-Nya : Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat
setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang
yang mempunyai keberuntungan yang besar. [12]
7. Meningkatkan
Solidaritas Sosial.
Solidaritas
sosial juga ditekankan oleh agama mulia ini untuk ditanamkan kepada setiap
individu dalam masyarakat, agar dapat memposisikan manusia pada tempatnya serta
dapat mengentaskan kefakiran, kebodohan dan kehidupan yang tidak menentu. Maka
Islam mewajibkan kepada orang yang mampu untuk menyisihkan hartanya guna
diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Allah berfirman : Dan orang-orang
yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta
dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)[13]
Dalam surat lain Allah berfirman : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketemtraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[14]
Maha
Suci Allah yang telah mewajibkan zakat bagi hambanya yang mampu guna
meringankan beban orang-orang miskin. Firman-Nya : Sesungguhnya zakat-zakat
itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para Mu’allaf yang dibujuk hatinya untuk (memerdekaan) budak, orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Biajaksana.[15] Dengan adanya kewajiban membayar zakat
tersebut, maka menunjukkan bahwa ajaran Islam membentuk kehidupan sejahtera
bagi masyarakat. Dengan adanya kehidupan sejahtera itu mencerminkan bahwa
perdamaian sudah terwujud.
Islam sebagai agama cinta kasih
yang menjunjung tinggi perdamaian. Perlu diingat bahwa
perdamaian adalah suatu anugerah yang harus dipertahankan oleh setiap muslim,
Rasulullah bersabda : Sesengguhnya Allah menjadikan perdamaian sebagai tanda
penghormatan bagi umat kami dan keamanan bagi ahli Dzimmah kami.[16]
No comments:
Post a Comment